Jumlah pengguna sosial media semakin hari semakin meningkat saja. Kecenderungan seseorang menggunakan sosial media kinipun menjadi suatu aktivitas sehari-hari yang tidak boleh dilewatkan.
Aktivitas cyber bullying kini juga semakin meningkat jumlahnya. Berdasarkan data dari Ditch the Label, sebuah lembaga anti Bullying melaporkan bahwa aktivitas bullying paling banyak dilakukan pada sosial media Instagram. Seorang tukang Bully biasanya menyerang korbannya melalui kolom komentar yang tersedia.
Bukan hanya Instagram, Facebook juga menjadi sosial media dengan tingkat cyber bullying yang tinggi yang menyerang baik seseorang maupun komunitas.
Dengan adanya fakta ini, lalu bagaimana dengan korban aksi cyber bullying yang semakin marak terjadi?
Cyber bullying merupakan sebuah tindakan penganiayaan, intimidasi dan pelecehan yang dilakukan secara sengaja pada anak-anak serta remaja yang kerap dilakukan di internet. Hal inu diungkapkan oleh seorang psikolog, Dr MM Nilam Widyarini, MSi.
Cyber bullying sendiri memberikan dampak yang sangat melekat bagi para korbannya. Korban cyber bullying merasakan emosi negatif yang mendalam seperti marah, dendam dan juga sedih. Dan efek ini berlangsung dalam jangka waktu yang panjang.
Untuk tingkat keparahan akan dampak yang terjadi tergantung dari intensitas kesiapaan orang tersebut. Jika ia telah menyiapkan sebuah antisipasi pada aksi cyber bullying tentunya cenderung lebih bertahan, namun jika sebaliknya tentunya korban akan jauh lebih rapuh.
Hal ini tentunya menjadi tugas bagi orang tua untuk memberikan pengertian kepada anaknya bahwa sosial media juga merupakan sebuah portal yang didalamnya terdapat aturan yang harus diikuti.
‘Postingan ini diikutsertakan dalam One Day One Post bersama Estrilook Community’.